Jumat, 13 Januari 2012

MENGUATKAN HARGA DIRI

    Sebagai anak kecil, kita berani mengambil resiko jatuh ketika memanjat sesuatu atau belajar naik sepeda. Anda mungkin masih ingat, di masa kecil, Anda adalah anak yang berani tampil, mengemukakan pendapat tanpa takut dijauhi teman-teman. Dan Anda merebut berbagai gelar juara dalam perlombaan yang diadakan sekolah. Tapi, pada masa pubertas, semua sifat ini mendadak hilang. Tiba-tiba saja Anda merasa diri Anda terlalu gemuk atau kurang cantik untuk ditaksir pria tampan. Bahkan Anda merasa diri Anda terlalu bodoh untuk bisa masuk ke perguruan tinggi favorit. Di masa dewasa, kita sering takut menghadapi sesuatu. Mulai dari takut dengan apa yang di pikirkan orang lain, sampai takut melakukan sesuatu yang tampak beresiko.

    Jika Anda mengalami hal ini, Anda tidak sendiri. Riset menunjukkan, di masa pubertas, kesadaran diri anak-anak perempuan menjadi makin tinggi. Anak remaja putri sering kehilangan rasa percaya pada diri sendiri ketika mereka sedang diperhatikan orang lain. Kita mulai merasakan tekanan dikenali dan dinilai. Stres yang oleh masyarakat tidak diberikan kepada anak laki-laki. Kehilangan rasa percaya pada diri sendiri ini sering terbawa sampai masa dewasa, membuat keberanian yang kita perlukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan membeku.
    Untungnya, kita bisa merebut kembali rasa percaya pada diri sendiri itu. Caranya dengan mengikuti strategi-strategi yang bisa membangkitkan semangat Anda, memberikan kekuatan batin untuk merealisasikan tujuan-tujuan Anda.

Bangkitkan kenangan berani
    Mengenang keberanian di masa lalu mengingatkan, bahwa Anda masih bisa tetap berani. Saat merasa takut, Anda bisa melihat kebelakang dan berkata, ‘Saya benar-benar orang yang berani.’ Saran John Valentis, Ph.D., dalam buku yang ditulisnya bersama istrinya, Mary Valentis, Ph.D., Brave New You:12 Dynamic Strategies for Saying What You Want & Being Who You Are’.
    Untuk memicu kenangan-kenangan ini, tuliskan kerangka waktu mulai dari masa kanak-kanak sampai masa puber. Tuliskan 1 atau 2 tindakan berani dari tiap tahun. Jika Anda sama sekali tidak ingat, coba tanyakan anggota keluarga yang lebih tua. Yang di maksud di sini tidak harus yang dramatik atau perbuatan yang kurang ajar. Bisa saja kejadian sehari-hari seperti membela diri sendiri atau membela teman, saran Mary Valentis. Menurutnya, bahkan anak perempuan yang paling pemalu pun pasti pernah mengalami saat-saat di mana dia tidak merasa takut. Gunakan kenangan ini sebagai mantra-mantra emosional, ‘Saya pernah berani, saya dapat berani lagi.’ Bangkitkan di saat Anda memerlukannya untuk tampil berani. Sebagai contoh, ketika minta bos menaikkan gaji.

Berani mengerjakan sesuatu yang ditakuti
    Anak-anak beresiko benjol dan memar untuk aktivitas-aktivitas pertama yang menyenangkan. Ketika pertama kali belajar naik sepeda misalnya. Orang dewasa cenderung lebih berhati-hati. Ketika masih kecil, kita berpikir kita bisa mengerjakan apa saja dan tak akan sakit. Di saat menjadi lebih tua, kita menjadi lebih menyadari keterbatasan-keterbatasan kita.
    Sekali menyadari bahwa kita bisa jatuh, luka, atau patah tulang, bayangan mengenakan gips menyurutkan keberanian kita untuk mencoba sesuatu yang lebih berani dari jalan kaki cepat. Mengambil peluang-peluang fisik yang masuk akal, seperti belajar in-line skate, dapat membangkitkan rasa percaya pada diri sendiri dan memberanikan Anda secara emosional, sosial, dan profesional. Menghadapi situasi riskan menciptakan aura ketakterkalahkan. Dan bisa memberi Anda keberanian untuk bertaruh dalam bidang-bidang lain dari kehidupan Anda.

Buat perubahan
    Perbuatan berani bukan satu-satunya resiko yang dihindari orang-orang yang sudah berumur. Orang-orang dewasa juga cenderung melindungi diri mereka secara emosional. Misalnya, anak perempuan keluar dari Pramuka karena pancangnya lebih tinggi. Padahal jika Anda membiarkan rasa takut Anda terus berputar sampai pada kasus terburuk, Anda akan menemukan, bahwa konsekuensi-konsekuensi yang terjadi biasanya bisa diatasi. Tanyakan pada diri sendiri: Apa hal terburuk absolut yang dapat terjadi? Memikirkan hal ini dapat menghilangkan rasa takut dan memberi Anda keberanian untuk bergerak maju.
    Cegah perasaan kewalahan atau merasa tak mampu dengan cara mulai dengan hal-hal kecil. Jika tujuan Anda adalah keluar dari perkawinan yang tidak bahagia, coba dulu dengan membuka rekening bank sendiri atau berakhir pekan sendiri. Langkah-langkah kecil tapi kongkrit ini memberi kita keberanian untuk mengambil langkah yang lebih besar kata Mary Valentis.

Membela diri sendiri

    Anak laki yang kakinya terinjak akan memberitahu penginjaknya, yang sengaja atau pun tak sengaja, dengan suara keras dan jelas. Tapi, banyak perempuan yang menahan penghinaan dan rasa sakit untuk menghindari pertentangan dengan orang lain. Budaya masyarakat yang melarang keras kemarahan perempuan membuat perempuan sering berpikir, merasa marah bisa membuat mereka menjadi orang jahat, urai ahli psikologi Dana Crowley Jack, Ed.D., profesor di Western Washington University dalam bukunya Behind the Mask: Destruction and Creativity in Women’s Aggresion. Sayangnya, memendam kemarahan akan memunculkanbahaya lain. Riset menunjukkan, menekan kemarahan dapat menyebabkan depresi dan masalah-masalah kesehatan yang lainnya.
    Cara baik untuk mulai mengungkapkan diri Anda secara konstruktif adalah: latihan menggunakan statement ‘Saya’, saran Sue Patton Thoele, ahli psikoterapi dalam bukunya The Courage to Be Yourself: A Woman’s Guide to Emotional Strength and Self-esteem. Daripada berkata, ‘Kamu memang suka mencela’ lebih baik coba katakan, ‘Saya merasa dicela’. Dengan cara ini, Anda mengungkapkan apa yang Anda rasakan tanpa membuat orang lain menjadi defensif. Jika dia tetap juga marah atau menyangkal, jangan sampai roboh karena ancaman emosional. Katakan pada orang tersebut, Anda akan bicara lagi jika dia sudah siap, lalu berjalan pergi. Telepon teman atau ambil buku bagus, dan baca. Kendati dia perlu waktu untuk memahaminya, tetap berpegang pada perasaan-perasaan Anda.
    Bicara secara terus terang bisa menghilangkan persahabatan palsu, tapi bisa memperdalam persahabatan sejati. Begitu berhasil menyelesaikan satu masalah, Anda akan merasakan kedekatan yang lebih besar.

Bermain untuk menang
    Perempuan bermain untuk menang, apakah itu permainan softball atau tebak-tebakan. Dan merasakan kegembiraan dari kemenangannya tanpa merasa bersalah. Tapi, banyak perempuan yang memperkecil keberhasilannya (terutama di bidang profesional) sehingga orang lain bisa merasa labih aman. Kita diajari untuk rendah hati. Kita juga ditanamkan, bahwa perempuan yang baik, yang tidak mementingkan diri sendiri, mempromosikan orang-orang di sekitarnya, bukan dirinya sendiri. Kerendahan hati kompulsif seperti ini menurut Jack mensabotase karier Anda. Dalam budaya kita, mempromosikan diri sendiri atau mengakui secara terbuka kekuatan kita itu sangat penting, jelas Jack. Jika Anda lakukan atau kerjakan secara terbuka, orang lain mungkin tak akan menghargainya juga.
    Perempuan yang bermain untuk menang adalah anggota tim yang visible dan aktif. Buat diri Anda dikenal dengan berbagai pendapat di dalam rapat atau minta untuk mempelopori proyek-proyek khusus. Selain itu, terima pujian atas prestasi-prestasi Anda dan jangan mengecilkan prestasi Anda dengan menyatakan pekerjaan Anda sebagai lumayan atau tidak buruk. Terakhir, kemukakan ide-ide Anda atau usaha-usaha Anda tanpa merasa malu. Perempuan cenderung lambat memberikan informasi secara sukarela, terutama dalam situasi di mana juga hadir pria.

Berhenti mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain
    Saat memperhatikan anak Anda atau keponakan Anda bernyanyi, menari, main gitar, atau berpura-pura menjadi pemain band yang hebat, Anda mungkin bertanya-tanya, kapan terakhir kali Anda berani melakukan sesuatu yang kegila-gilaan seperti itu tanpa cemas tampak aneh atau bodoh?
    Takut malu membuat kita tidak berani menikmati pengalaman-pengalaman dan minat-minat baru. Jalan keluarnya adalah, terima rasa takut itu dan lakukan. Penting untuk diingat, bahwa satu-satunya orang yang benar-benar fokus pada Anda adalah Anda sendiri. Orang-orang tidak memperhatikan tindakan-tindakan Anda sebesar yang Anda pikirkan. Mereka tidak memberikan perhatian rinci. Belajar dansa atau tari perut, audisi untuk peran dalam drama produksi teater setempat, atau kegiatan lainnya yang Anda minati. Jika Anda jatuh, ambil pelajaran dari gadis kecil yang pernah Anda alami: berdiri, bersihkan pasir atau tanah dari lutut, dan coba lagi.


(sumber : AURA – Hal 16 / Edisi 10 / TH.XI / Minggu ke-3 / 21 – 27 Maret 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar