Jumat, 13 Januari 2012

BAHASA TEMPAT DUDUK DAN PILIHAN TEPAT SAAT RAPAT


Tempat duduk yang dipilih seseorang atau di mana Anda mendudukkan seseorang dapat mempengaruhi hasil komunikasi. Menurut Lilian D. Bjorseth tempat duduk juga menciptakan ilusi kekuasaan atau kesetaraan dalam upaya membangun hubungan dengan tempat kita duduk dan di mana kita mendudukkan seseorang dalam rapat, konperensi, dan acara sesudah jam kantor. Posisi tempat duduk mengandung makna tertentu seperti berikut ini.

POSISI KEKUASAAN
    Posisi kekuasaan di dalam rapat yang berlangsung di meja empat persegi panjang selalu terletak di tengah menghadap ke pintu. Orang yang di posisi ini bisa melihat siapa yang masuk dan siapa yang keluar. Posisi kedua terpenting adalah di sebelah kanan orang di posisi kekuasaan. Posisi ketiga di sebelah kirinya.
POSISI KOOPERATIF
    Bayangkan orang yang meminta rapat duduk di posisi A atau posisi kekuasaan. Posisi yang paling kooperatif adalah di sebelahnya atau B karena tak ada hambatan di antara mereka.
    Orang yang saling kenal satu sama lain sering menempati posisi ini dalam situasi bisnis atau ramah tamah biasa. Secara umum disarankan, jika baru pertama kali bertemu dalam suasana bisnis, jangan menggunakan posisi ini.
    Posisi kedua yang paling kooperatif adalah posisi C. Para pebisnis sering menggunakan pengaturan ini pada pertemuan pertama atau sesudah mereka mengenal secara lebih baik. Posisi ini dianjurkan untuk wawancara kerja karena membuat dua orang dekat sambil tetap punya sudut di meja sebagai zona aman.

POSISI KOMPETITIF
    Posisi yang paling kompetitif terhadap A adalah D. Meja adalah penghalang di antara mereka. Orang-orang kemungkinan menjadi kompetitif dan defensif jika duduk berseberangan terhadap satu sama lain.
    Jika punya pilihan, misalnya di restoran, duduk di posisi sudut atau minta pojok restoran. Jangan menciptakan situasi kompetitif yang tidak diperlukan karena bisa menghambat terciptanya hubungan yang baik.
    Saat duduk dalam posisi kompetitif, seseorang juga menjadi defensif tentang wilayah kekuasaannya (separuh dari meja). Jangan secara tak sengaja mendorong suatu benda ke wilayah orang lain karena bisa menyiratkan invasi pada waktu makan. Anda bisa menjangkau wilayahnya dan menyentuhnya.

OTONOMI
    Posisi ke-4 adalah posisi otonomi. Letaknya di seberang meja dan dalam posisi sesudah posisi kompetitif. Kita duduk di posisi ini jika perlu berbagi meja dan tak ingin terlibat dengan orang lain. Anda mungkin pilih posisi ini ketika di perpustakaan atau di restoran self-serve, anda mungkin berbagi tempat, tapi tidak terlibat dalam percakapan.

RAPAT
    Kita bisa mengarahkan atau mengatur respons dalam rapat lewat pengaturan tempat duduk. Meletakkan kursi dalam bentuk lingkaran mendorong kontribusi yang seimbang. Posisi T menegaskan dan mementingkan orang di kepala meja. Tempat duduk bioskop (saling berdamoingan) mengatakan, ‘Anda di sini untuk mendengarkan, bukan untuk bicara.’
    Dalam situasi pelatihan, bisa digunakan lingkaran-lingkaran kecil untuk diskusi kelompok, posisi T untuk lokakarya yang dipimpin ahli internal atau eksternal. Tempat duduk teater untuk presentasi keynote.
    Platform yang ditinggalkan menyiratkan Anda memberi status istimewa pada pembicara. Termasuk menciptakan lebih banyak rintangan antara pembicara dengan audience. Interaksi berkurang karena orang-orang biasanya menunggu dipanggil.


(Sumber: Breakthrough Networking: Building Relationships That Last; 52 Ways to Break the Ice & Target Your Market oleh Lilian D. Bjorseth)


(sumber : AURA – Hal 12 / Edisi 10 / TH.XI / Minggu ke-3 / 21 – 27 Maret 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar