Rabu, 22 Februari 2012

ZAT KIMIA BERBAHAYA di DALAM KOSMETIK

    Ungkapan sehari-hari bahwa pemakaian shampoo yang tidak tepat bisa membuat rambut rontok atau rambut bercabang ternyata ada benarnya. Shampoo termasuk salah keluhan yang paling sering disampaikan ke FDA. Mulai dari iritasi mata, iritasi kulit kepala, rambut kusut, pembengkakan tangan, wajah, dan lengan, dan rambut bercabang atau sulit diatur. Sodium lauryl sulfate (SLS), sejenis ingredien yang terdapat dalam 90% shampoo dan conditioner komersial merusak folikel rambut dan mengganggu pertumbuhan rambut.
Sebuah studi yang disebut oleh Wall Street Journal (1 November 1988) mengaitkan SLS dengan katarak dan absorpsi nitrat. Absorpsi nitrat terjadi ketika SLS menjadi terkontaminasi dengan NDELA (N-nitrosodiethanomine) selama pemrosesan. Kontaminasi ini terjadi sebagai akibat SLS kontak dengan sejumlah banyak zat kimia, termasuk triethanolamine (TEA), yang biasa digunakan sebagai deterjen di dalam shampoo. Singkatnya, SLS + TEA = NDELA, sejenis nitrosamine dan dikenal sebagai karsinogen (pencetus kanker).
    Zat kimia ini dapat menyebabkan kerusakan lapisan luar kulit, stratum corneum, menyebabkan kulit kering, kasar, bersisik, kehilangan kelenturan dan menurunnya fungsi perlindungan normal dari kulit sehat. Aksi pelarutan lemak dari sebagian deterjen, termasuk SLS, merusak kemampuan mempertahankan kelembapan dari sel-sel, mengakibatkan kehilangan air dan kehilangan kemampuan pengikatan air (Cosmetic Science, C. Prottey, 1978).
    Sodium lauryl sulfate, sejenis senyawa aktif permukaan dan surfactant yang umum digunakan dalam shampoo, ditemukan meningkatkan absorpsi zat-zat kimia tertentu. SLS di dalam shampoo dapat meningkatkan absorpsi zat kimia lain di dalam shampoo dan conditioner. Kemungkinan terdiri dari zat pengawet, wewangian dan aditif warna (Cosmetic and the skin, F.V.Wells).
    SLS juga dikatakan sebagai penyebab dari kasus rambut rontok dini pada pria dan perempuan. Rambut yang terkena SLS lebih lambat tumbuh. Sampai saat ini masih terus dilakukan studi tentang hal ini. Produsen menggunakan SLS karena murah dan mudah didapat. Ironinya, sebagai konsumen, kita membayar mahal untuk produk yang mengandung ingredien murah seperti yang dikandung dalam produk yang harganya lebih murah, yang bukan merk terkenal dan mempunyai anggaran besar untuk iklan. Ada produk yang lebih aman di pasaran. Ada alternatif yang lebih aman dari SLS. Salah satu produsen shampoo di Amerika berkata, “Saya tahu, ingredien itu tidak baik, tapi semua orang menggunakannya.”
    Produsen tertentu memasukkan formaldehyde ke dalam shampoo mereka. Padahal konsumen pasti tidak bermaksud mengawetkan rambut. Formaldehye, pengawet dan disinfectant yang murah, dicurigai menyebabkan racun penyebab kanker. Di tahun 1983, para periset dari Division of Cancer Couse and Prevention of the National Cancer Institute menganjurkan melakukan penelitian lanjutan karena diduga menyebabkan kanker tertentu. Zat kimia ini ditemukan dapat menyebabkan kerusakan DNA dan menghambat perbaikan. Menyebabkan kanker paru pada tikus dan meningkatkan efek toksisitas sinar X dalam sel-sel paru manusia.
    Banyak jenis shampoo yang dirancang untuk mengatasi ketombe dan kulit kepala bersisik mengandung coal tar, tapi kita akan menemukannya di dalam daftar ingredien karena disamarkan dengan nama warna FD&C atau D&C. Coal tar ditemukan menyebabkan reaksi alergi parah, serangan asma, sakit kepala, mual, lelah, panik, sulit konsentrasi dan kanker.
    Alkyl-phenol ethioxylades, sejenis zat kimia di dalam shampoo, terbukti mengurangi jumlah sperma. Pria yang terekspos zat kimia ini sebelum pubertas dapat menderita gangguan proses hormonal.
    Sebuah studi yang dilakukan The University of California menemukan, conmetologist dan manikuris mempunyai angka multiple myeloma 4 kali dari yang biasa. Artikel yang diterbitkan dalam American Journal of Industrial Medicine menyebutkan, jumlah kasus multiple myeloma banyak ditemukan pada perempuan yang bekerja sebagai cosmetologist, penata rambut, dan manikuris. Orang-orang yang bekerja di bidang ini berkemungkinan terpapar sejumlah zat kimia yang dihasilkan bakteri yang bermutasi (Multiple Myeloma in Cosmetologist, Sylvana Guidotti, William E. Wright, Jhon Peters,  American Journal of Industrial Medicine, 3: 169 – 171, September 1982).

    Zat kimia buruk yang terekspos dalam kehidupan sehari-hari pada para cosmetologist antara lain:

Shampoo:
Sodium lauryl sulfate, sodium laureth sulfate, DEA, propylene glycol, formqldehyde.

Pewarna rambut:

2,4 diaminoanisole, 2,4-diaminotoluene, n-nitro-o-phenylenediamine, 4-ethoxy-m-phenylenediamine, H2O2.

Obat keriting permanen:
Ammonium thioglycolate, alkaline sulfite

Produk kuku:
Acetone, ethylacetate, toluene, butyl acetate, ethyl methacrylate, benzoyl peroxide.

Makeup:
Talc, mica, berbagai pewarna

Hairspray:
Isobutane, methylene chloride, alkohol.

    Lindungi diri Anda dari ingredien shampoo yang berbahaya. Mulai dari sekarang, luangkan waktu beberapa menit untuk membaca ingredien pada bagian belakang botol shampoo. Dengan cara ini, selain menyelamatkan nyawa.


(sumber : AURA – Hal 6 / Edisi 28 / TH. IX / Minggu ke-4 / 27 Juli – 2 Agustus 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar